Foto : Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat Dan Pjs Bupati Minut, Clay Dondokambey Di Desa Bahoi yang dijadikan Desa Wisata Di Minut . (Foto LSM manengkel solidaritas).
Minut, Infosulut.id – Desa Bahoi di Likupang Barat Minahasa Utara akan menunjang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara, usai penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata oleh Presiden RI, Joko Widodo tahun lalu, maka Desa ini dijadikan Desa Wisata untuk menunjang KEK Pariwisata Di Minut.
Foto LSM Manengkel Solidaritas dimana Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat Dan Pjs Bupati Minut, Clay Dondokambey meresmikan kawasan hijau Di Desa Bahoi Senin (05/10).
“Desa Wisata Bahoi di Likupang Barat ini, akan menambah lokasi witasa di Sulut khususnya di Minut. Saya optimis, desa wisata dengan konsep eco tourism ini akan menunjang Likupang barat berdiri sejajar dengan Bali dan destinasi unggulan lainnya di Indonesia,” Kata Pjs Bupati Minut, Clay Dondokambey usai meresmikan kawasan hijau Di Desa Bahoi Senin (05/10).
Foto LSM Manengkel Solidaritas memperlihatkan suasana tempat wisata mangrove Di Desa Bahoi
Sementara itu, Pjs Bupati Minut, Clay Dondokambey menambahkan, pandemi saat ini bukan penghalang untuk berwisata asalkan taat pada protokol kesehatan Covid -19 sehingga bisa berwisata dengan aman.
“Dengan hidup normal baru dan mewajibkan protokol kesehatan menjadi suasana wisata lebih aman,” kata dia.
Jelasnya, dengan hadirnya kawasan eco toursm melalui sinergi antara Bank Indonesia dan LSM Manengkel Solidaritas dan warga disini, maka daerahberkembang lebih baik.
Kepala Bank Indonesia BI) Kantor Perwakilan Sulawesi utara (Sulut), Arbonas Hutabarat menjelaskan, kawasan wisata ini dijadikan bagian dari Program Sosial BI (PSBI) karena dilihat dari potensinya.
Kata Hutabarat, PSBI ini adalah bukti kepedulin BI dalam rangka pengembangan pariwisata di Sulut.
“Selain melihat kehadiran KEK Pariwisata, pastinya. Warganya, yang didukung Manengkel Solidaritas mau sama sama maju. Jadi daerah ini amat potensial,” jelas Arbonas.
Jelasnya, PSBI untuk desa eco tourism ini disalurkan dengan nilai Rp 499,6 juta. Dimana nilai ini, berupa bantuan pengadaan untuk pembuatan jembatan apung, cafe terapung, alat snorklin dan lainnya seperti kapal.
Diketahui, Desa Wisata yang menempuh perjalanann 1 jam dari Kota Manado ini, sangatlah menjanjikan karena memiliki pesona hijau dan serta keragamannya yang luar biasa hingga di lautnya. Warganya pun telah siap menerima kedatangan wisatawan karena telah menerima pelatihan khusus oleh Manengkel Solidaritas, hingga bisa menjadi guide terbaik dikawasan mangrove ini. Selain itu, desa ini memiliki area homestay menarik yang bisa dijadikan penginapan bagi para wisatawan.