Bitung, infosulut.id – Kepala SMK Negeri 3 Bitung, Hernie Onibala S.Pi, MSi Kamis (21/10) mengatakan, protokol kesehatan disekolahnya dalam pembelajaran daring, luring dan PKL Siswa di Sekokah terus dioptimalkan guna mendukung Pemerintah guna memutus penyebaran Covid-19.
“Kami terus perhatikan protokol kesehatan ini dimana para guru dan siswa yang datang praktik di Sekolah dan pembelajaran luring wajib memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” Jelas Hernie.
Dijelaskan Hernie, pembelajaran luring dan daring dilakukan dimasa pandemi covid-19 ini dan ada 289 Siswa disini.
“Kelurahan Lirang dan Pulau putus, Pancuran, Motto, Posokan dan Dorboraan di Kecamatan Lembe Utara ada 4 posko tempat belajar karena tidak ada jaringan internet dan disana semua siswa ikut pembelajaran luring,” Ungkap Hernie.
Dijelakan Hernie, kalau di Kecamatan Lembe Selatan ada Kelurahan pancuran, Pasir Panjang, Dorbolaan, Walene Koko yang tidak ada jaringan disana ada 3 posko tempat berkumpul siswa belajar dengan penerapan protokol kesehatan.
“Kami ada 40 persen pembelajaran luring dan 60 persen belajar secara daring,” Jelas Hernie.
Hernie menjelaskan, Sekolah juga belerjasama dengan pemerintah setempat untuk menyiapkan tempat pembelajaran luring disana.
“Pemerintah setempat membantu kami menyiapkan tempat pembelajaran luring,” katanya.
Hernie menambahkan, Senin, Rabu, Jumat pembelajaran daring dan Selasa, Kamis pembelajaran luring.
“Untuk PKL yang dilaksanakan di Sekolah kami juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat,”ungkap Onibala.
Kata Onibala, PKL di Sekolah siswa diwajibkan akan 3 M baik memcuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
“Semua peralatan praktik sebelum digunakan dan sesudahnya wajib disemprot disinfektan guna memutus penyebaran Covid-19,” jelas Onibala.
Sementara menurut salah – satu guru Bahasa Inggris Erla Pianaung S.Pd menyampaikan, paling jauh jarak pergi ke Kelurahan Pancuran Kecamatan Lembe Selatan untuk belajar luring dengan menempuh pejalanan 60 menit menaiki sepeda motor.
“Pembelajaran luring dengan pergi langsung kekampung mereka menaiki kendaraan roda dua dan disana mereka dikumpul disatu tempat,” Jelas Erla.