Gandeng Dinkes dan BPOM, SMKN 6 Manado Pertama di Sulut Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Keamanan Pangan pada Siswa

oleh -57 views

SMKN 6 Manado gelar Sosialisasi dan Pelatihan Ketahanan Pangan pada Siswa di Sekolah yang dibuka staf khusus Gubernur bidang pendidikan Anne Dondokambey.

Manado, Infosulut.id – Berbagai gebrakan dan inovasi terus dilakukan SMKN 6 Manado. Kali ini sekolah yang dipimpin Altje Salele SPd MPd itu menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Ketahanan Pangan pada Siswa.

Kegiatan tersebut menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Dinas Kesehatan Kota Manado guna sosialisasi dan Pelatihan Ketahanan Pangan.

Kegiatan yang digelar pada, Kamis (9/3/2023), di aula SMKN 6 Manado ini dibuka Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pendidikan Dra Anne Dondokambey MSi. Ratusan siswa serta para guru ambil bagian dalam kegiatan ini.

“Ini suatu kegiatan yang baik bagi sekolah dan siswa. Baru kali ini Baru kali ini SMK bikin kegiatan ini, dan ini adalah sekolah pertama di Sulut yang melaksanakan kegiatan seperti ini,” ujar Dondokambey.


Dondokambey mengapresiasi berbagai terobosan yang dilakukan oleh SMKN 6 Manado, terutama dalam mempersiapkan para lulusannya memasuki persaingan di dunia kerja. Termasuk bagaimana menanamkan jiwa kewirausahaan.


“Apresiasi untuk SMKN 6 Manado. Semoga kegiatan ini bisa melahirkan para siswa yang mampu dan mempunyai keahlian dalam berwirausaha,” ujar Dondokambey.

Dalam kesempatan itu, tim dari Dinas Kesehatan Kota Manado memberikan materi yang terkait dengan label pangan, termasuk dasar hukumnya.

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan. Dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian pelebelan pada pangan harus benar dan tidak menyesatkan.

Hal ini didasarkan pada UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, serta PP Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado dr Steaven Dandel MPH dalam paparannya menyampaikan, bagi para siswa yang ingin berwirausaha maka dorongannya datang dari kegiatan tersebut.

“Apalagi bagi mereka yang berencana tidak melanjutkan studi, maka berwirausaha menjadi sebuah pilihan,” papar Dandel.


Dandel memaparkan, mempersiapkan para siswa atau generasi muda dengan ketrampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi merupakan upaya Indonesia menghadapi binus demografi di tahun 2045. Lulusan era ini merupakan generasi yang akan merasakan bonus demografi.


“Bonus demografi adalah suatu komposisi pendudukan di mana angkatan kerja atau usia 20 – 60 tahun proporsinya lebe banya dari penduduk tergantung yakni anak-anak atau warga lanjut usia,” papar Dandel.

Dia memaparkan, disebut sebagai bonus demografi karena lebih banyak pekerja yang akan menghasilkan produk yang berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Indonesia diprediksi akan mengalani hal ini di tahun 2045.

“Berbeda dengan Negara Eropa seperti Itali dan Portugal yang lebih banyak orang tua ketimbang pekerja. Sehingga perlu mendatangkan pekerja dari luar,” ujarnya.

Menuju tahun 2045 itu maka perlu disiapkan generasi yang cerdas untuk membangun perekonomian sehingga Negara menjadi maju. Generasi muda harus siap bertarung, sehat, terampil, dan cerdas.

“Sebaliknya jika tidak ikut perkembangan zaman, miskin ketrampilan dan penguasaan iptek maka akan jadi beban demografi bagi Negara,” papar mantan Jubir Satgas Covid-19 Provinsi Sulut ini.


Dandel memaparkan, kegiatan yang dilakukan oleh SMKN 6 Manado merupakan salah satu upaya mempersiapkan generasi muda yang terampil dan berjiwa wirausaha yang nantinya akan berada di era bonus demografi tersebut.

“Sekali lagi, jika tidak lanjut studi dan ingin berwirausaha, maka ini bisa dilakukan. Melatih diri dari sekarang,” pesan Dandel.


Kepada sejumlah wartawan, Salele mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh SMKN 6 Manado itu merupakan salah satu dari upaya melatih para siswa berwirausaha agar bisa menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual.

Selain itu juga merupakan langkah menuju terbentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di SMKN 6 Manado yang akan mengelola berbagai produk unggulan sekolah.

“Karena ini adalah SMK maka harus menghasilkan produk dan jasa. Kami punya beragam produk minuman herbal yang kini mulai dipasarkan,” ujarnya.

Dengan adanya pelatihan terkait label pangan itu, menurutnya, merupakan langkah konkrit SMKN 6 Manado dalam mengelola berbagai produk secara lebih serius dan memberikan hasil yang baik.

“Kalau produk kami sudah ada label dan ijin maka akan kami pasarkan diluar supaya sekolah kami akan ada pendapatan sendiri guna membangun Sekolah ini,”jelas Salele.

Kata dia, Sekolahnya belum SMK PK tapi sudah seperti PK karena sudah menghasilkan produk unggulan dan lainnya dan ini menjadi modal kami untuk bisa maju dan lolos masuk SMK PK. (Kifli).