Manado, Infosulut.id – Pentas Seni tarian batu Pinagut yang dibawahkan Siswa/Siswi SMKN 1 Kaidipang Bolmut juara 1 di Sulawesi Education dan Techno Expo 2023 di Mantos 3 Manado pada Sabtu (11/03/2023).
Kemenangan para Siswa/Siswi SMKN 1 Kaidipang tak lepas dari binaan Syahril Tunggil, S.Si adalah pelatih tari yang juga merupakan ketua sanggar pitathe SMKN 1 Kaidipang.
Tari kreasi batupinagut adalah merupakan tari untuk mempromosi tempat wisata Batupinagut di kabupaten Bolmut
Para Siswa yang menjadi penari adalah Figan Binolombangan.( XII TKJ), Fairul Kadjudju (XI TKJ ),
Fiki Datukramat ( X DKV), Sakina Yunus ( X AK) dan Aprilia Tanaijo ( X AK).
Kepala SMKN 1 Kaidipang, Anshar Nusa, S.Pd MSi mengatakan apa yang mereka raih saat ini adalah bentuk kerja keras mereka dan berkat binaan dari pelatih yang setia menemani mereka.
“Ini merupakan kebanggaan Sekolah kami karena bisa meraih yang terbaik dari kejuaraan yang dilaksanakan di Sulawesi Education dan Techno Expo 2023,”ungkap Nusa.
Diketahui, TARI BATU PINAGUT
batu pinagut atau batu yang di cabut merupakan asal usul terbentuknya pantai batu pinagut yang berada di desa boroko timur kecamatan Kaidipang kabupaten Bolaang mongondow utara provinsi Sulawesi Utara.
Dahulu kala terdapat sekelompok masyarakat yang tinggal mendiami hutan di daerah tersebut. Kondisi masyarakat kala itu dilanda musim kekeringan sehingga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut kekurangan pasokan air.
Masyarakat pun mencari air hingga berjalan jauh meninggal tempat tinggal mereka.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut membuat masyarakat sudah putus asa dan berdiam diri karena sudah tidak mampu berjalan lagi. Suatu ketika seorang pemuda mendengar aliran air yang ada di dalam sebuah batu, lantas memeriksa batu tersebut.
Hal yang aneh terjadi tiba-tiba batu tersebut mengeluarkan air dan membuat masyarakat saling merampas untuk mendapatkan air yang keluar dari batu ajaib tersebut.
Karena para masyarakat sangat membutuhkan batu tersebut akhirnya mereka memutuskan untuk membela batu tersebut menjadi tiga bagian dan mencabutnya dari tempat batu itu hidup.
Batu yang di cabut tersebut kini menjadi batu yang Dikeramatkan oleh masyarakat dan menjadi tempat pemujaan bagi masyarakat, setiap malam mereka melakukan ritual untuk meminta air yang sangat banyak untuk kehidupan mereka.
Tanpa mereka sadari atas perbuatan mereka mencabut dan membelah batu tersebut akan mendatangkan musibah yang sangat dahsyat. Beberapa kali hal aneh terjadi seperti air dari batu berhenti, dan musim kemarau tak kunjung selesai tetap masyarakat melakukan pemujaan dan ritual kepada batu tersebut dan tidak memperhatikan hal aneh yang sedang terjadi.
Dari tiga batu yang mereka pisahkan tersebut hanya satu batu yang mengeluarkan air, batu tersebut menjadi rebutan masyarakat untuk mendapatkan batu itu. Dan seorang pemuda yang berhasil mendapatkan batu tersebut sehingga dia menjadi sangat serakah karena air yang keluar dari batu itu hanya digunakan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan masyarakat lain yang sangat membutuhkan air tersebut.
Alhasil air yang keluar dari batu, keluar sangat banyak dan membuat daerah tersebut menjadi lautan dikenal dengan sebutan Pantai Batu Pinagut. (Kifli).