Kotamobagu, Infosulut.id – Ratusan siswa SMAN 2 Kotamobagu mengikuti Pelatihan Jurnalistik Siswa yang diselenggarakan oleh Jurnalis Pendidikan Sulut (JPS), Selasa (16/5/2023.
Kepala SMAN 2 Kotamobagu Drs I Ketut Gunawan Adywisna MM didampingi Ketua JPS Julkifli Madina membuka secara resmi Pelatihan Jurnalistik yang digelar di aula sekolah tersebut.
“Saya memberi apresiasi kepada JPS yang selama ini meliput dan menulis berita pendidikan. Professional dalam melaksanakan profesi sebagai jurnalis,” ujar I Ketut Gunawan Adywisna dalam sambutannya saat membuka kegiatan.
Dia mengatakan, pemberitaan yang dilakukan oleh JPS selama ini adalah hal yang positif terkait dengan perkembangan dunia pendidikan di Sulut. Juga memberikan informasi yang berimbang tentang pertumbuhan pendidikan Sulut.
“Menjadi corong dunia pendidikan kita di Sulut. Ini apresiasi dari kami kepada JPS,” ujarnya.
I Ketut Gunawan Adywisna memaparkan, pelatihan itu diikuti oleh 125 peserta yang sangat antusias. Dan seluruh peserta mendapatkan sertifikat.
“Kalau sudah ada sertifikat, sudah bisa menulis. Tentu saat ini pengetahuan dulu, selanjutnya terkait dengan ketrampilan,” ujarnya.
Dia memaparkan, dunia sekarang sangat bergantung informasi. Media sosial atau medsos sangat luar biasa dalam menyebarkan informasi dan ini berdampak pada publik.
“Kalau salah memanfaatkan medsos, menulis tidak benar, akan keliru dalam mengambil kesimpulan. Ini bisa berdampak hukum pada pribadi masing-masing,” ujarnya mengingatkan.
I Ketut Gunawan Adywisna mengatakan, melalui pelatihan kali ini para siswa diberi pengetahuan dan ketrampilan bagaimana menanggulangi informasi yang tidak benar atau hoaks.
“Apalagi di tahun depan akan ada kontestasi Pemilu. Informasi di medsos akan sangat ramai. Diharapkan adik-adik mampu menyeleksi mana berita yang benar, dan kesimpulan bisa diambil dengan benar,” papar kepsek.
Kepsek mengatakan, fenomena saat ini banyak pihak yang terlalu cepat mengambil kesimpulan dari sebuah informasi. Misalnya di WhatsApp Grup, atau Facebook, ada orang menulis sesuatu.
“Kita langsung cepat-cepat menyimpulkan benar informasi ini, padahal kita belum cek dan ricek. Inilah pentingnya adik-adik dilatih hari ini dalam mengambil kesimpulan dari sebuah berita,” papar dia.
I Ketut Gunawan Adywisna mengatakan, tujuan kegiatan pelatihan adalah juga agar siswa memiliki kemampuan untuk menulis sebuah berita. Kemampuan yang selama ini sudah dimiliki, dimantapkan kembali dengan bimbingan JPS.
“Serap pengetahuan sebanyak mungkin. Bertanya, jangan malu-malu. Mudah-mudahan ke depan ada kolaborasi untuk terus meningkatkan kemampuan siswa,” ujarnya.
Kepsek juga berharap, aka nada generasi penerus yang menjadi professional di bidang jurnalistik. Sehingga nantinya mampu membuat karya berupa tulisan.
“Ini pelatihan yang sangat bermanfaat. Saya sangat senang. Semoga bisa melahirkan generasi professional di bdiang jurnalistik,” ujarnya.
Julkifli Madina dalam pemaparannya mengungkapkan, Pelatihan Jurnalistik dan Menangkal Hoaks merupakan program dari JPS yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Ratusan siswa yang diberi pemahaman serta memiliki ketrampilan terkait jurnalistik.
“Bahkan juga sudah dilatih untuk bisa mengidentifikasi hoaks, serta menangkal hoaks dengan cara-cara yang sederhana,” ujarnya.
Pelatihan Jurnalistik Siswa ini menghadirkan sejumlah narasumber yakni Ahli Pers dari Dewan Pers Yoseph E Ikanubun yang membahas tentang Pers dan Jurnalistik, serta Bagaimana Mengidentifikasi dan Menangkal Hoaks. Selanjutnya Julkifli Madina menyampaikan materi terkait Tekhnis Reportase dan Wawancara, dilanjutan dengan materi Tekhnik Menulis Berita oleh Ronald Sondakh.
Khusus materi ketiga yang dibawahkan oleh Yoseph Ikanubun tentang menangkal informasi hoax dan para Siswa pun mengikutinya dengan sangatlah antusias.
“Mereka kami berikan materi ini agar kalau mereka menerima informasi hoax jangan langsung percaya harus di cek dulu kebenarannya,”kata Yoseph Ikanubun yang juga Ahli Pers bersertifikat dari Dewan Pers ini.
Lanjut dia, mereka mendapatkan tentang menangkal informasi hoax agar mereka juga terhindar dari jeratan UU ITE
“Ya kalau mau terhindar dari UU ITE mereka harus tahu janganlah ikut menyebarkan informasi bohong,”kata Pimred Detikmanado.com ini.
Ditambahkan dia, dengan era digitalisasi saat ini yang semakin berkembang dan modern, maka generasi muda terutama Siswa harus paham akan informasi hoax yang telah merajalela dimana – mana.
“Disinformasi dan Misinformasi itu harus dipahami oleh para siswa agar mereka aman bermedia sosial,”ungkap Yoseph.
Pada sesi paling terakhir, para siswa diberi kesempatan menulis sebuah berita pendek terkait kegiatan itu, kemudian diunggah di blog Jurnalis Pendidikan Sulut yakni www.jurnalispendidikansulut.blogspot.com. (Kifli)