Kerusakan 85 Persen Pintu Bendungan Kosinggolan, Poduksi Beras di Sulut Turun

oleh -176 views

Manado, Infosulut.id – Dua bendungan di kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara menjadi perhatian khusus dalam rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara bersama Dinas PU Sulut dan Balai Sungai, dan Dinas Pertanian Sulut.

“Khasus bendungan kosinggolan adalah bendungan milik pusat, tetapi operasionalnya diserahkan kepada dinas pekerjaan umum provinsi sulut, sama halnya dengan bendungan irigasi toraut,” kata James tuuk dalam rapat bersama, Ruang rapat serbaguna DPRD-sulut, Selasa (09/01/2024).

Sahut kembali james, ada 85% pintu air di kosinggolan yang mengalami kerusakan, dan akibatnya produksi beras di 2 bendungan ini turun 48,600 ribu ton/tahun

“Kenapa tidak di handle langsung dari pusat dan saya tau di rapat irigasi kemarin, ada data yang diminta namun sampai hari ini dokumennya tidak diberikan, ada MOU antara balai sungai dan PU provinsi, yang menjadi hak PU apa dan yang menjadi hak balai itu apa,” tutur James tuuk.

Kembali dia mengatakan 48 ribu ton/tahun produksi beras di Sulut mengalami penurunan, katanya kalau dahulu petani bisa memproduksi beras kurang lebih 71 ribu ton/tahun, namun sekarang petani hanya mampu memproduksi 22 ribu ton/pertahun .

“Siapa yang mau tanggung jawab ?, Untuk urusan pegawai saja tidak jelas, tolong kosinggolan dan toraut, sangkup dan sebagainya diaktifkan, republik ini kekurangan makan, kita yang berada di lumbung beras harus melancarkan 2 bendungan yang besar, bahkan 3 bendungan,” sahut dia

Lanjutnya, dalam hal ini gubernur Olly Dondokambey melalui pemerintah sudah susah paya menambah 2 bendung besar, tujuannya agar supaya pangan yang di makan warga diproduksi di Sulawesi Utara, namun beliau menyayangkan Dimana 2 bendungan tersebut tidak diaktifkan dengan baik, sehingga sulut kehilangan 48rbu ton beras/tahun .

“Saya tau ada permainan, banyak yang terjadi, karena saya hidup bersama dengan petani. Kalau teman-teman disana bilang james tuuk itu menangis dan tertawa bersama petani . Sehebat apapun dinas pertanian, kalau kerja dinas PU dan balai sungai seperti ini, tidak akan jadi, Sebetulnya turunnya 48 ribu ton produksi beras kita, terjadi karena kegagalan dari dinas PU provinsi dan balai sungai, ini data,” jelas james tuuk dengan nada tegas.

Di tempat yang sama kelompok petani pemakai air bapak alvons mengatakan, apa yang disampaikan oleh james tuuk tersebut sudah sesuai data dan fakta di lapangan.

“Kalau 10 tahun lalu kita bisa 3x panen , dari lahan yang ada untuk kosinggolan itu berkisar 5.000 hektar, tapi sekarang jumlah fungsional tinggal 3.865 hektar tertinggal 2x panen, dikurangi produktivitasnya, kalau dulu bisa dapat 3 ton, skrg tinggal 1,2 ton,” ujar alvons

Kemudian alvons kembali mengatakan, sudah 2 tahun para petani berjuang mencari jalan keluar terkait penyaluran irigasi kosinggolan yaitu pada tahun 2018-2019.

“Yang kami gumuli adalah terkait dengan rusaknya pintu-pintu air .85% pintu air rusak, Tetapi yang dikerjakan bukan yang rusak, bisa di cek di lapangan baik perbaikan tahap 1 hingga tahap 3 yang berakhir kemarin pada tanggal 31 Desember 2023,” katanya .

Kata alvons kembali, memohon agar dinas PU dan balai sungai untuk lebih melihat kondisi yang terjadi dilapangan .karena ini menjadi tanggung jawab bersama .

Beliau juga berterimakasih kepada kepala balai sungai yang lama I Komang. Sudana, yang boleh melihat dan memotivasi para petani dan memberikan bantuan pupuk organik, sehingga produksi beberapa waktu yang lalu mencapai 3,5 ton.

“Kami berharap pemerintah perhatian, jika ada petani yang berusaha, tolong bantulah dia, karena, susah sekali untuk mencapai beras organik,” pungkas Alvons.

Peliput : Candle
Editor : Julkifli M