Manado, Infosulut.id — Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Utara pada Januari 2024 (angka sementara) tercatat sebesar US$ 58,47 juta sementara impornya senilai US$ 18,23 juta.
Data sementara yang dirilis langsung Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut ) secara daring pada Kamis (15/2/2024).
Komoditas ekspor terbesar masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), senilai US$ 35,00 juta atau 59,87 persen dari total ekspor.
Sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah serealia (HS 10), senilai US$ 8,99 juta atau 49,34 persen dari total impor.
“Negara tujuan ekspor terbesar Provinsi Sulawesi Utara pada Januari 2024 (angka sementara) adalah Belanda sebesar US$ 24,01 juta atau 41,07 persen dari total ekspor. Sedangkan Thailand menjadi negara asal impor terbesar pada bulan Januari 2024 (angka sementara) yang mencapai US$ 9,16 juta atau sebesar 50,27 persen dari total impor,” ujar Kepala BPS Sulut Asim Saputra.
Dari data sementara itu terungkap, nilai FOB Ekspor Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Januari 2024 senilai US$ 58,47 juta, mengalami
penurunan sebesar 26,73 persen dibandingkan Desember 2023 yang senilai US$ 79,80 juta (m-to-m).
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2023 (y-on-y), nilai ekspor Provinsi Sulawesi Utara juga mengalami penurunan sebesar 24,91 persen.
“Komoditas ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15),” kata Asim.
Sementara, nilai impor Provinsi Sulawesi Utara pada Januari 2024 sebesar US$ 18,23 juta mengalami penurunan sebesar 10,67 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2023 (m-to-m).
Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2023
(y-on-y), mengalami kenaikan sebesar 3,05 persen.
Begitu juga dengan nilai neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Utara yang diukur melalui penghitungan net ekspor (total ekspor dikurangi total impor) pada bulan Januari 2024 mengalami surplus senilai US$ 40,24 juta.
“Meski surplus, tapi nilai surplus ini mengalami penurunan dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat surplus senilai US$ 59,39 juta. Namun perlu disampaikan, data yang dirilis hari ini masih merupakan angka sementara,” pungkas Asim.(Kifli).