Manado, Infosulut.id – Meras adalah salah satu nama Kelurahan yang ada di Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Kelurahan yang kaya akan hasil perkebunan, laut dan wisata ini menuai perhatian Jon Malaantang, salah satu pengunjung, Minggu (24/11/2024).
Menurut Malaantang, ekosistem di Kelurahan Meras masih sangat terjaga, apalagi hutan Mangrovenya dapat mendukung kawasan ekowisata.
Bahkan Mangrove sendiri secara umum dapat menjaga abrasi dan erosi, penyerapan karbon, sekaligus menjadi tempat hidup berbagai biota laut hingga bernilai ekonomis bagi masyarakat.
“Dari asrinya kawasan hutan Mangrove itu. Ada hal-hal yang memprihatinkan dan bisa memperpendek kehidupan dari Mangrove sendiri, ketika banyaknya sampah yang melilit di daun, dahan maupun akarnya,” jelas calang (Calon anggota) KMPA Tansa Sulut itu.
Melihat persoalan itu, mahasiswa dari Jurusan Elektro Politeknik Negeri Manado (Polimdo) itu menyebut, dirinya dan Calang KMPA Tansa lainnya melakukan pembersihan sampah yang melilit di setiap pepohonan Mangrove.
“Sampah yang kebanyakan melilit pohon Mangrove itu, seperti sampah plastik, bekas jaring nelayan, karung, dan berbagai jenis tali,” jelas Malaantang sembari mengatakan setiap sampah yang dibersihkan dari kawasan hutan Mangrove, semuanya di bawah ke TPA Sumompo.
Bahkan pemuda berdarah Sangihe itu mengingatkan bahwa Mangrove memiliki manfaat penting bagi kehidupan biota laut hingga manusia itu sendiri, jika persoalan sampah ini tidak diperhatikan, maka bisa membunuh kehidupan Mangrove yang berdampak bagi kehidupan manusia.
“Selain melakukan pembersihan, kami juga melakukan penanaman bibit Mangrove berjenis Rhizophora di kawasan pesisir kelurahan Meras,” terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua KMPA Tansa Sulut, Meikel Pontolondo ketika diwawancarai mengatakan di mana pun KMPA Tansa berada di situ juga ada hal yang akan dilakukan, baik itu berkaitan dengan perlindungan, pemeliharaan, dan pengelolaan.
“Sekaligus skalanya tidak besar apa yang telah dilakukan, sedianya itu bisa membantu keberlangsungan hidup dari ekosistem Mangrove yang memiliki dampak penting bagi lingkungan dan mahluk hidup,” ujarnya.
Pontolondo menyebut kegiatan seperti ini akan terus berkelanjutan, bukan sekedar seremonial saja.
“Selama kami bisa berbuat, kami akan terus berbuat dengan hal-hal kecil, baik itu penanaman, kegiatan sosial, pendidikan dan sebagainya,” pungkasnya. (Kifli).