Minahasa, Infosulut.id – Puluhan Siswa – Siswi yang terdiri dari OSIS dan Siswa pilihan setiap kelas di SMAN 1 Tombariri pada Selasa (26/11/2024) mengikuti pelatihan jurnalistik yang bawahkan oleh Jurnalis Pendidikan Sulut (JPS) bekerjasama dengan pihak Sekolah.
Kepala SMAN 1 Tombariri, Alex Pungus S.Pd MAP. Saat membuka kegiatan pelatihan.(Foto:Julkifli M).
Kegiatan tersebut berlangsung di ruang kelas 12 C dan dibuka secara resmi oleh Kepala SMAN 1 Tombariri, Alex Pungus S.Pd MAP.
Dalam sambutan beliau menyampaikan jurnalis sangat penting untuk saat ini dan ini merupakan pekerjaan mulia karena sangat berguna bagi banyak orang
“Jurnalis adalah pilar keempat demokrasi yaitu sebagai kontrol sosial,” ujar Alex Pungus.
Lanjut Kepsek, peran pers sangat penting bagi masyarakat apalagi informasi yang disajikan sangatlah mendidik.
Pada kegiatan tersebut menhadirkan tiga jurnalis senior sebagai narasumber yakni materi pertama dibawahkan oleh Julkifli Madina mengenai pers dan Jurnalistik dan Materi kedua mengenai menangkal informasi hoax dan materi ketiga teknik wawancara dibawakan oleh Michael Laboro dan materi keempat Teknik Penulisan Berita dibawahkan oleh Harto Marentek.
Julkifli Madina Pimpinan redaksi Infosulut.id ini membawahkan materi tentang pers dan jurnalistik serta menangkal informasi hoax.
Dia menjelaskan tentang apa itu jurnalistik dan reporter serta macam-macam media massa serta sejarah pers di dunia hingga di Indonesia.
“Sebagai seorang Siswa mereka juga harus tahu dunia jurnalistik dan sejarahnya,”ungkap Madina.
Kata dia, Siswa juga harus tahu memilih dan memilah informasi hoax agar mereka bisa menangkalnya supaya tidak ikut terlibat menyebarkan informasi bohong supaya terhindar dari jeratan UU ITE.
Salah satu narasumber Harto Marentek membawahkan materi tentang teknik penulisan berita dan dia mengatakan berita yang lengkap harus memiliki unsur-unsur berita seperti 5W + 1H yakni Why, Eho, When, Where, Why, How.
Michael Labaro juga membawahkan materi tentang Teknik Wawancara fan dia mengulas soal bagaimana jurnalis itu melakukan wawancara mulai dari persiapan hingga menyusun sebuah pertanyaan kunci.
Setelah penyampaian materi, para peserta diberi kesempatan untuk melakukan simulasi menyusun berita dan melakukan presentasi setiap kelompok yang dibagi.