Melihat Olvita Runtuwene Owner Wawu Cemilan Yang Sukses Sebagai UMKM Binaan BI

oleh -21 views

Olvita Runtuwene, memamerkan produknya saat ikut Wisata Kuliner Ramadhan 2025 di Parkiran Megamall Manado, pada Senin (10/3/2025).(Foto : Julkifli Madina).

Manado, Infosulut.id – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia adalah UMKM yang mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia.

Bantuan ini meliputi pendampingan bisnis, pelatihan, dan peluang pasar.

Manfaat menjadi UMKM binaan Bank Indonesia yaitu mendapatkan pendampingan bisnis, mendapatkan pelatihan, mendapatkan peluang pasar, mendapatkan bantuan peralatan produksi, mendapatkan fasilitas pembiayaan dan endapatkan peningkatan akses pasar.

Syarat menjadi UMKM binaan Bank Indonesia memiliki profil pribadi dan profil usaha, memiliki legalitas usaha dan sertifikasi, memiliki laporan omzet, memiliki informasi digital platform/e-commerce yang dimiliki, memiliki motivasi mengikuti program.

Program pengembangan UMKM Bank Indonesia

Bank Indonesia melakukan pengembangan UMKM dengan berbagai program, seperti:

Program JAWARA (Jagoan Wirausaha), Program pengembangan klaster, Program onboarding UMKM. Bank Indonesia juga berupaya meningkatkan akses keuangan UMKM untuk mendukung stabilitas sistem keuangan.

Untuk mendukung para UMKM juga khusus di wilayah Kantor Perwakilan BI Sulut memfasilitasi puluhan UMKM di Sulut mengikuti Wisata Kuliner Ramadhan (WKR) 2025.

Kegiatan ini diadakan di dua lokasi strategis di Kawasan Megamas Kota Manado, yakni di Lapangan Basket Megamas dengan jumlah tenant sebanyak 31 booth dan 34 tenant lainnya berada di Parkiran Megamall.

Para UMKM mengaku bersyukur bisa ikut serta dalam WKR ini yang berlangsung sejak 26 Maret hingga 28 April 2025 nanti. Mereka pun mengaku tiap hari meraih keuntungan.

Lihat saja Olvita Runtuwene, Owner Wawu Cemilan dimana UMKM miliknya semenjak dibuka omzet per tenant bisa diraih mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Kami diberikan target dari BI per harinya Rp1,3 juta dan itu kami bisa capai,” kata perempuan yang berumur 34 tahun ini.

Walaupun berijazah D3 Kebidanan katanya, dia bisa menjadi pelaku UMKM yang sukses.

“Saya sangat bersyukur selama ini penjualannya banyak yang laku dan bisa membantu perekonomian keluarga,” kata dia kepada Infosulut.id pada Senin (10/3/2025).

Lanjut ibu dua anak ini bahwa setelah menjadi binaan UMKM dari BI Sulut usahanya bisa meraup pendapatan Rp 15 juta hingga Rp 16 juta per bulan.

“Sebelum menjadi binaan dari BI Sulut saya awalnya hanya berjualan biasa seperti keripik pisang sama rempeyek di kampung Desa Maliambao Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara,” ujar Olvita Runtuwene.

Lanjut dia, termotivasi buka usaha sendiri seperti UMKM yang memiliki izin, bukan hanya jadi pedagang biasa saja, akan tetapi ingin menjadi pengusaha yang sukses.

“Awalnya saya melihat ada link pendaftaran yang disediakan BI Sulut untuk menjadi UMKM binaan dan saya ikut mendaftar,” kata Runtuwene.

Katanya lagi, setelah UMKM miliknya terdaftar ternyata banyak manfaat dan positifnya didapat baik dipermudah mendapatkan izin usaha, sertifikat halal dan
Izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Mindset karekter menjadi pengusaha memang benar-benar dibentuk setelah ikut pelatihan di BI Sulut dimana kami diajarkan bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berbisnis dengan cara yang profesional dan benar,” ungkapnya.

Dia menambahkan, setelah ikut juga pelatihan digital omsetnya terus meningkat dimana penjualannya naik hampir 15 persen.

“Kami diajarkan cara berjualan di media sosial seperti di tiktok, FB, IG dan lainnya dan ini sangat membantu kami selaku UMKM yang kecil,” jelas Olvita Runtuwene.

Lanjutnya, untuk produk yang ditawarkannya ada beberapa varian dan yang paling laris adalah rempeyek dengan rasa ikan roa.

“Saya menjual produk kami ini dengan harga 18.000 per kemasan. Produk ini sudah ekspor ke Jepang,” ungkap perempuan cantik ini.

Dirinya pun sengaja menghadirkan rempeyek dengan rasa khas Sulut agar banyak diminati.

“Biasanya rempeyek itu dengan kacang, akan tetapi saya kemas di Sulut ini dengan penambahan khasnya Daerah,” tuturnya seraya menambahkan varian lainnya yang dijual adalah rempeyek rasa tuna dan cakalang.

Keberhasilannya hingga produknya bisa ke luar negeri, kata dia, karena difasilitasi oleh Bank Indonesia Provinsi Sulut.

“Jadi kami ikut pendidikan yang dibuat oleh Bank Indonesia selama satu tahun. Yang lulus pelatihan itu diberikan sertifikat Wanua (Wirausaha Unggulan). Kemudian difasilitasi oleh BI adalah mendapt izin PIRT dan halal,” bebernya.

Yang paling penting juga, UMKM bimbingan BI tahun 2024 ini, mengaku mendapat pasar baru.

“Bank Indonesia juga ikut mencari atau mempertemukan dengan buyers,” tuturnya.

Ia pun sangat berterima kasih kepada BI yang telah membantunya hingga usahanya sudah mulai disukai bukan hanya lokal saja, namun bisa ke luar negeri.

Diketahui, produk UMKM binaan BI yang dijual di WKR ini cukup banyak, mulai dari kuliner hingga kriya. Memang tidak semua usaha yang menjadi bimbingan bank sentral Republik Indonesia ditampilkan. Yang tampil hanya yang dekat dengan Kota Manado saja.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut, Andry Prasmuko.(Foto:Dokumen BI Sulut).

Secara terpisah, melalui Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut, Andry Prasmuko menyampaikan, saat ini sudah seratus lebih UMKM yang dibantu diberikan pelatihan oleh BI Sulut.

“Salah satu kegiatan “Onboarding UMKM”, merupakan salah satu komitmen Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun secara nasional melalui penguatan strategi kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan digital,”jelas Andry Prasmuko.

Andry menjelaskan, yang dilatih merupakan UMKM yang bergerak di berbagai jenis produk kerajinan hingga kuliner untuk mendapatkan edukasi terkait pemanfaatan platform digital marketplace.

Termasuk, katanya, untuk transaksi pembayaran maupun pencatatan transaksi penjualan.

“Tujuan utamanya program ini yaitu untuk pengembangan produk unggulan daerah,” katanya.

Katanya lagi, ada program Wirausaha Unggulan Sulut (Wanua) dan Petani Unggulan Sulut (Patua) yang diharapkan mampu memperkuat pengembangan ekosistem UMKM setempat.

“Melalui Program Wanua-Patua berharap dapat terus memperkuat pengembangan ekosistem UMKM di Sulut,” kata dia.

Dia melanjutkan, dukungan dari pemerintah Provinsi Sulut dan berbagai pemangku kepentingan lainnya menjadi salah satu kunci utama keberhasilan program ini dalam memberi dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar ke masyarakat.

“Melalui program ini, telah lahir wirausahawan lokal terbaik yang bisa menjadi inspirasi dan contoh model bagi pelaku usaha lainnya di Sulut,”ungkapnya.

Pada gilirannya, imbuh dia apabila ini dilanjutkan akan berkontribusi secara nyata dalam menggerakkan perekonomian daerah.

“Jadilah wirausaha dan petani unggulan yang dapat membawa Sulawesi Utara ke arah yang lebih maju,” jelasnya.

Katanya lagi, Bank Indonesia siap mendukung penuh perjalanan para Wanua dan Patua Sulut.

“Antusiasme dari pelaku usaha dan petani Sulut terhadap program ini sangat baik dan ini dibuktikan sejak dilaksanakan pembukaan pendaftaran dengan meningkatkan standar kualitas dalam persyaratan sejak 10 Desember 2024 hingga 17 Januari 2025 terdapat total pendaftar mencapai 187 orang (128 Wanua dan 60 Patua) dan Kemudian setelah dilakukan seleksi administrasi yang cukup ketat, terpilih total 133 peserta yang akan mengikuti kegiatan kurasi terdiri dari 47 peserta calon Wanua untuk 2025 dan 26 peserta calon Patua pada 2025,”tegasnya lagi.

Selain itu, kata dia, ada 60 peserta alumni Wanua yang mendaftarkan diri untuk mengikuti proses kurasi demi meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka.

Diketahui, program BI Sulut untuk UMKM telah membantu peningkatan perekonomian di Daerah Sulawesi Utara.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut untuk pertumbuhan ekonomi Sulut di Tahun 2024 tercatat ada kenaikan yang sangat signifikan yakni tumbuh 5,39 persen.



Data Pertumbuhan Ekonomi BPS Provinsi Sulaweai Utara.(Foto:Dokumen BPS Sulut).

Abstraksi

Ekonomi Sulawesi Utara Tahun 2024 Tumbuh 5,39 Persen

Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan IV-2024 Tumbuh 5,59 Persen (Y-on-Y)

Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan IV-2024 Tumbuh 6,45 Persen (Q-to-Q)