AMSI Sulut gelar Public hearing on trustworthy news indicators
Sabtu (09/12/2023).(Foto:ist).
Manado, infosulut.id – Public hearing on trustworthy news indicators digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Sulawesi Utara dengan membahas terkait kepercayaan publik, Sabtu (09/12/2023).
Wakil Ketua Umum AMSI Nasional, Upi Asmaradhana saat hadir langsung di kegiatan tersebut menyampaikan, sebagai asosiasi media maka peran strategis dalam menjalankan visi misi dengan menjalankan fungsinya, tetapi bagaimana perusahaannya itu sehat.
“Jangan hanya berkata – kata perusahaan sehat, akan tetapi perusahaannya tidak sehat,”kata Upi.
Lanjut beliau, saat ini kita menyusun indikator untuk meyakinkan kepercayaan publik
dan berharap media AMSI akan terlibat dalam penetapan keanggotaan sebagai anggota media yang terpercaya.
“Dengan berlangsungnya kegiatan ini akan menghasilkan banyak lagi media yang berkompeten dan memanfaatkan dengan 11 indikator.
“Kurang lebih ada sekitar 31 media yang berkomitmen dalam melaksanakan indikator ini, tentunya saya juga atas nama pengurus Nasional mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dalam hal ini pihak Dinas Kominfo yang boleh mendukung kegiatan ini,” tutur Upi.
Sementara itu melalui Ketua Bawaslu sulut Dr Ardiles Mewoh yang hadir sebagai narasumber menyampaikan terkait peran media dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat, apalagi beliau mengatakan bahwa media sendiri adalah pilar ke – 4 dalam melaksanakan demokrasi.
“Seperti yang sudah kita ketahui bersama kepercayaan masyarakat terhadap informasi tentunya menjadi tantangan bagi media, apalagi di tengah penyelenggaraan pemilu, karena di ajang pemilu ini sangat berpengaruh terkait dengan kepercayaan masyarakat terhadap jurnalis,” ujar Ardiles Mewoh.
Kembali ketua Bawaslu sulut mengungkapkan, setidaknya Bawaslu sudah memiliki ukuran untuk menilai mana media yang dapat dipercayai . Yang memang tidak ada kepentingan atau yang benar-benar independen.
“Saya melihat dari 11 indikator yang di presentasikan, memiliki komitmen yang kuat, mudah-mudahan bisa terwujud, dan media khususnya di Sulawesi Utara bisa di percayai oleh masyarakat apalagi nantinya pada prosesi tahun politik/pemilu,” kata dia.
Beliau menambahkan, nantinya akan mencoba melaksanakan kolaborasi dengan media-media untuk melaksanakan kegiatan cek fakta lebih masif, agar nantinya masyarakat dapat menerima info lebih baik.
Ditempat yang sama akademisi Unsrat Dr ferry D. Liando menyampaikan, jika ingin menguji independisi suatu media harus melalui pemilu.
“Saya berungkali menyampaikan dalam beberapa pertemuan jika ingin melihat media itu independen atau bukan, harus dilihat dari pemilu, disitu akan terlihat apakah mereka memang independen atau memang ada kepentingan,” tutur Ferry dalam dialog tersebut .
Kemudian dia juga berpendapat, bahwa di masa sekarang ini tantangan berat adalah membangun kepercayaan antara masyarakat dan jurnalis .
“Sebagus apapun berita yang kita tulis belum tentu orang-orang akan percaya . Sekarang aspek sosiologis dari masyarakat sedang di pertimbangkan, karena ada 2 hal dalam membangun kepercayaan, siapa yang membangun kepercayaan dan siapa yang diajak percaya,” jelas beliau .
Tidak berhenti disitu, Kembali dia mengungkapkan bahwa kebenaran yang ada saat ini didasari atas kepentingan semata, karena menurut beliau polarisasi masyarakat sudah menyatu pada sebuah kepentingan.
“Percaya tidak percaya tergantung siapa yang membaca, siapa yang membaca tergantung dari kepentingan dari si pembaca. Contoh anda menyampaikan kebenaran dari salah satu capres/cawapres belum tentu di percaya ,ini tantangan karena tergantung dari kepentingan, Sehebat apapun kita membuat kepercayaan, belum tentu di tanggapi oleh si pembaca karena sudah ada kepentingan,” jelasnya
Ferry juga mengatakan bahwa, Bukan hanya sekedar 5w + 1h terpenuhi, karena jika sudah ada konflik kepentingan tentunya akan mempengaruhi, ini yang harus kita dalami dan ini adalah ujian dari pemilu.
“Jadi teman-teman membangun kepercayaan tidak salah jika dilakukan kepada publik, tetapi harus dimulai dari yang terdekat dulu, apalagi skrg sudah mau masuk tahun politik dan sudah mulai terlihat siapa yang independen dan siapa yang memihak,” tegas dia
Tutup dia Informasi hoaks harus dicegah, bagaimana melihat serta menyikapi dan mengharapkan opini, yaitu berangkat dari fakta dan data.(Kifli).