Kepala BI Sulut Andry Prasmuko saat panen Cabai Rawit di salah satu kebun milik petani di Kabupaten Talaud, pekan lalu.(Foto : Ist).
Talaud, Infosulut.id – Saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menargetkan angka inflasi di tahun 2024 sebesar 3 sampai 4 persen. Sehingga, keseriusan dalam melakukan pengendalian terus dimasifkan melalui berbagai program. Satu diantaranya adalah penguatan ketahanan pangan di seluruh kabupaten/kota se Sulut.
Peran Bank Indonesia sangatlah perlu dalam membantu Penguatan Ketahanan Pangan dan Pengendalian Inflasi di Sulawesi Utara.
Untuk itu Bank Indonesia Sulut bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Talaud menggelar kegiatan High Level Meeting.
Kegiatan dengan tema “Sinergi dan Inovasi Penguatan Ketahanan Pangan Strategis” ini membahas berbagai program dan arah kebijakan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Tanah Porodisa
Pada kesempatan itu, Kepala BI Sulut Andry Prasmoko memaparkan, Kabupaten Talaud memiliki anggaran pengendalian inflasi sebesar Rp5,3 miliar.
Yang tersebar di Bidang Kesehatan, Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan. Dengan anggaran ini, ia mendorong Pemerintah Talaud untuk memanfaatkan anggaran tersebut secara optimal.
Selain itu, lanjutnya, Talaud juga memiliki anggaran Dana Desa (Dandes). Dimana 20 persen dari Dandes tersebut dapat dimanfaatkan untuk ketahanan pangan.
“Saya tahu Dandes ini sudah didistribusikan kepada semua desa. Oleh karena itu melalui pertemuan ini saya tekankan 20 persen dari Dandes tersebut dapat digunakan untuk menjaga stabilitas pangan di setiap desa,” tekannya, di sela High Level Meeting yang digelar Jumat (7/6).
Mantan Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah itu pun menambahkan, secara akumulasi total anggaran pengendalian inflasi di Kabupaten Talaud sekira Rp20,6 miliar.
“Talaud punya 142 desa. Masing-masing desa memiliki anggaran 145 juta untuk ketahanan pangan. Saya minta
pemerintah kabupaten bisa bersinergi dengan pemerintah desa untuk manfaatkan anggaran ini secara maksimal. Perkuat ketahanan pangan agar inflasi terkendali,” tegas Lulusan Magister of Economy Universitas Macguarie tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri),Deputi BNPB, Irjen Pol Mahruzi Rahman memaparkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Talaud triwulan 1-2024 sebesar 5,21 persen.
ke 69 dari 113 negara. Di Level Asia Indonesia berada di urutan nomor 4.
“Jadi ketahanan pangan ini menjadi sangat penting. Agar kita dapat mencapai angka 70 persen di tahun 2024,” tekannya, sembari menambahkan penguatan pangan ini dapat terjaga dengan menjaga daya beli masyarakat dengan cara mengendalikan inflasi di setiap daerah.
“Daerah harus mampu kendalikan inflasi. Karena persentase inflasi nasional merupakan kumulatif dari setiap daerah. Saya berharap High Level Meeting ini tidak hanya sekedar acara seremonial saja tetapi harus benar-benar ditindaklanjuti untuk menjaga kekuatan pangan di Sulut, khususnya Kabupaten Talaud,” kuncinya.
Di sisi lain, Sekkab Talaud Yohanis Kamagi menuturkan, sejak tahun 2020 Kabupaten Talaud terus bersinergi dalam mengendalikan inflasi. Lebih dari 100 desa mencanangkan program Gerakan Talaud Menanam.
“Tanamannya macam-macam. Ada kebutuhan pokok dan juga Holtikultura. Ini sudah berjalan sekira empat tahun sehingga Kabupaten Talaud bisa kendalikan inflasi,” kuncinya.
Diketahui, dari hasil HLM tersebut, BI bersama TPID Talaud mengeluarkan lima rekomendasi untuk penguatan pangan.
Adapun, Program Unggulan TPID Kabupaten Talaud untuk Penguatan Pangan dan Pengendalian Inflasi Tahun 2024.
1. Gerakan Pangan Murah
2. Rutin melakukan sidak pasar dan monitong ketersediaan bahan pangan
3.Gerakan menanam di 142 desa
4. Penguatan kerjasama antar daerah untuk memperlancar distribusi
5. Penyediaan informasi TPID di Kabupaten Talaud dan penguatan konsolidasi untuk komunikasi yang efektif.