Khiyar Mokodongan, Dari SMAN 3 Kotamobagu Mewakili Sulut di Ajang FLS2N Nasional

oleh -102 views

Jakarta, Infosulut.id – Ada sebanyak 6 siswa utusan dari Sulut yang betanding dalam Kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Nasional di Jakarta untuk jenjang SMA.

Mulai hari ini Kamis (19/09/2024) mereka telah memulai bertandingan di Sunlake Hotel Sunter dan di Universitas Negeri Jakarta.

Khiyar Anugerah Mokodongan dari SMAN 3 Kotamobagu salah satu dari enam siswa yang mewakili Sulut di Ajang FLS2N Nasional ini.

Khiyar Anugerah Mokodongan, mengikuti lomba Kriya dalam ajang FLS2N Nasional jenjang SMA dan di Lomba ini ada 10 orang utusan daerah yang bertanding termasuk dirinya.

Usai lomba hari pertama, dirinya pun bercerita bahwa dia akan berusaha memberikan yang terbaik buat Daerahnya Sulawesi Utara terutama sekolahnya tempat dirinya belajar yakni SMAN 3 Kotamobagu.

“Ya saya akan berusaha dan berdoa agar hasil karya saya bisa menghasilkan yang terbaik sehingga bisa membanggakan Sulut,”kata Mokodongan yang masih duduk di bangku kelas 11 ini.

Siswa yang masih berumur 15 tahun yang lahir tanggal 28 November 2008 ini menambahkan, dirinya senang dan bangga bisa mewakili Sulut ke ajang FLS2N tingkat nasional.

“Saya juga sangat berterima kasih atas dukungan orang tua Ayah Rusmin Mokodongan dan ibu saya Fatlun Midu dengan suport dan doa mereka,”terangya.

Dia pun menjelaskan karya yang dibuatnya untuk ikut lomba berupa Jam tangan Burung Manguni dengan bahan dari tempurung kelapa.

Kata dia, Jam tangan Burung Manguni mempunyai makna yang tinggi adalah sebuah jam tangan yang berbahan dasar tempurung kelapa yang dibentuk seperti burung Manguni.

Terdapat beberapa alasan dari pemilihan bagian-bagian tertentu pada jam ini. Yang pertama untuk pemilihan bentuk jam tangan, di era sekarang sudah tidak jarang ditemukan orang yang sering lupa waktu. Dengan dapat dikembangkannya jam ini, saya berharap agar kepedulian terhadap waktu bisa meningkat seiring dengan perkembangan jam ini.

Kedua untuk bentuk burung Manguni sendiri, saya bermaksud untuk mengangkat dan memperkenalkan hewan endemik Sulawesi Utara.

Kemudian yang ketiga untuk bahan dasar tempurung kelapa, saya ingin mengembangkan SDA yang bernilai jual rendah menjadi sebuah produk yang bernilai lebih, juga di daerah saya sendiri, di Sulawesi Utara tempurung kelapa itu sangat melimpah dan kadang hanya terbuang sia-sia.

Keempat, dari segi ornamen yakni ukiran batik, kain pada tali jam, dan ornamen daun. Ukiran batik pada badan jam sendiri mengingatkan kita pada budaya warisan turun temurun Indonesia. Untuk kain sebagai tali jam dipilih dengan warna perpaduan budaya Minahasa dan budaya Mongondow yakni merah dan emas. Terakhir, ornamen daun menggambarkan pemberdayaan dan pelestarian alam.

Tujuan saya memilih Jam Tangan Burung Manguni adalah untuk menyadarkan kepada kita semua tentang kepedulian terhadap waktu, mencintai dan mempertahankan budaya bangsa, juga untuk melestarikan ragam hayati Indonesia

Peliput : Julkifli M