Manado, Infosulut.id – Dr. Wikan Sakarinto, ST, M.Sc, PhD selaku Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Riset dan Teknologi RI mengunjungi Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Kunjungan tersebut dalam rangka menghadiri Sarasehan Innovation and Entrepreneurship Ecosystem Berbasis Innovation Driven Vocational School yang berlangsung di Gedung Mapalus Kantor Gubernur pada Senin (07/02/2022).
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Gemmy Kawatu tersebut dihadiri juga Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut, dr Grace Punuh M.Kes, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Sulut, Steven Liow, Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan, Anne Syane Dondokambey, Para Kepala Bidang di Dikda, Korwas Hermanus Bawuo, Para Kacabdin Pendidikan dan Kepsek SMK serta SMA Se-Sulut.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Riset dan Teknologi RI, Wikan Sakarinto menyampaikan,
Seiring pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia, maka Pendidikan Vokasi terus melakukan langkah-langkah strategis seperti, menggiatkan kerja sama satuan pendidikan vokasi yang melibatkan dunia usaha dan industri (DUDI).
” Ini adalah upaya untuk mewujudkan kerja sama untuk mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, terampil, dan kompeten sesuai dengan perkembangan zaman,”jelasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut Kata Dirjen, perlu adanya dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, di antaranya adalah pihak industri. Dengan adanya kerja sama ini, kualitas pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan lebih maksimal.
Wikan berharap dukungan untuk mewujudkan link and match dengan pihak swasta atau Perusahaan, akan mampu mendorong peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia melalui penyelarasan kurikulum dengan DUDI.
“Juga peningkatan kompetensi bagi instruktur/guru/dosen, tenaga kependidikan dan peserta didik, penyediaan instruktur/guru/dosen tamu dari DUDI di satuan pendidikan vokasi,” katanya.
Lebih lanjut, pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, fasilitasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi instruktur/guru/dosen, tenaga kependidikan dan peserta didik, fasilitasi pelaksanaan praktik kerja lapangan dan/atau magang, dan fasilitasi rekrutmen lulusan pendidikan vokasi, serta fasilitasi pemberian beasiswa.
“Saya selalu mengingatkan agar satuan pendidikan selalu mengoptimalkan jalinan kerja sama dengan industri guna terjadinya link and match sehingga lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab tantangan yang ada di dunia industri,” jelas Wikan.
Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan swasta sehingga semakin banyak keterlibatan swasta dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya lulusan pendidikan vokasi yang terserap oleh dunia industri.
“MoU dengan DUDI tidak sekadar tanda tangan, foto-foto, terus masuk media saja, tetapi sampai membuat program-program link and match yang sangat erat. Hal itu akan menghasilkan semakin banyak lulusan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri karena memendekkan jarak vokasi dan industri melalui pemagangan yang dirancang bersama,” lanjut Wikan.
Wikan pun menjelaskan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Super Tax Deduction melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128 Tahun 2019 yang memberikan insentif dalam bentuk pemotongan pajak hingga 200 persen kepada industri yang mendukung pengembangan vokasi melalui praktik kerja, pemagangan, dan pembelajaran.
“Saya berharap momentum ini dapat lebih mendorong partisipasi industri yang lain untuk dapat hadir di seluruh satuan pendidikan vokasi guna memberikan dukungan peningkatan kualitas peserta didik vokasi,” ujarnya.
“Saya yakin dengan berbagai upaya yang sudah diprogramkan melalui kerja sama dan dukungan dari seluruh pihak, kualitas pendidikan Indonesia akan semakin meningkat dan tentunya akan menambah daya saing bangsa Indonesia dalam hal menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan maju,” terangnya.(KM).