Manado, Infosulut.id – Ratusan pelajar Kelas X SMK Negeri 6 Manado mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang digelar, Kamis – Sabtu (22-24/9/2022).
Kegiatan yang digelar di aula SMKN 6 Manado itu diisi dengan berbagai materi terkait kepemimpinan, keagamaan, serta bagaimana mengidentifikasi hoaks.
Kepala SMKN 6 Manado Altje Salele S.Pd M.Pd mengatakan, LDK itu dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada para siswa terkait kepemimpinan, jiwa bela Negara, termasuk juga bagaimana mengenali dan menangkal hoaks.
“Materi mengenal dan mengidentifikasi hoaks ini penting diketahui oleh siswa. Selain itu juga diharapkan bisa bermedia sosial dengan baik,” ujarnya, Jumat (23/9/2022).
Nara sumber yang dihadirkan adalah jurnalis Liputan6.com, Yoseph E Ikanubun yang menyampaikan dua materi yakni Positip, Kreatif, dan Aman Bermedia Sosial, serta materi kedua adalah Mengenali dan Menangkal Hoaks.
“Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi di dalam dunia virtual,” papar Ikanubun dalam sesi yang dipimpin moderator Ketua Jurnalis Pendidikan Sulut Julkifli Madina ini.
Selanjutnya dia memaparkan terkait bagaimana menggunakan media sosial dengan pijak, yakni pastikan sumber informasi valid, berbasis data kredibel. Selain itu perlu memahami bahwa khalayak di media digital adalah heterogen.
“Hindari menulis sesuatu isu yang sensitif dan tidak diketahui secara jelas, memperhatikan diksi dan pilihan kata,” ujarnya.
Hal lainnya adalah tidak meggunakan kalimat sarkasme yang cenderung kasar, mengandung umpatan, sindiran, ejekan, serta penggunaan sebutan atau julukan.
“Karena hal ini bisa berdampak hukum bagi pengguna media sosial tersebut,” ujarnya.
Selanjutnya untuk materi kedua, dibahas tentang pengertian misinfomasi dan disinformasi, serta jenis-jenis hoaks yang beredar di media sosial.
“Misinformasi adalah informasi yang salah, namun orang yang membagikannya percaya itu benar. Sedangkan disinformasi adalah informasi yang salah, dan orang yang membagikannya tahu itu salah. Ini disengaja,” papar Ikanubun.
Pada bahasan selanjutnya, dia memaparkan tentang 7 jenis mis dan disinformasi yang beredar yakni satire, konten menyesatkan, konten asli tapi palsu, konten pabrikasi. Selanjutnya konten yang tidak ada hubungannya, konteksnya salah, dan konten manipulatif.
“Nah ini penting untuk diketahui, sehingga kita tidak mudah untuk menyebarkan ke pihak lain tanpa kita ketahui kebenaran informasi tersebut,” ujarnya. (Kifli).