Kepala BI Sulut Andry Prasmuko saat memberikan keterangan pers pada Kamis (09/03/2023). Foto : Julkifli M
Manado, Infosulut.id – Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko saat memberikan keterangan pers pada Kamis (09/03/2023) mengungkapkan,
sinergitas dan kebijakan menjadi poin penting dalam menjaga dan mengendalikan inflasi pada saat ini, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1444 H.
“Kita harus bekerjasama dan berkolaborasi guna menjaga inflasi di Sulut agar tetap terjaga dan terkendali,”ungkap Andry Prasmuko kepada sejumlah jurnalis ekonomi di restaurant Bumi Beringin Manado.
Kata Andry, BI secara marathon turun di Kabupaten Kota untuk menggali isu terkait kondisi di daerah seperti apa yang dihadapinya, karena setiap daerah pasti tidak sama.
“Kami BI sudah melakukan high level meeting di seluruh kabupaten dan kota di Sulut. Ya walaupun kami tidak secara bersamaan tetapi kami melakukan secara marathon untuk memfasilitasi dan membicarakan kondisi terkini, sekaligus mencari solusi terhadap permasalahan yang ada,” ungkap beliau.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko yang didampingi Deputi BI Sulut Fernando Butarbutar, mengatakan untuk wilayah Kepulauan, Manado dan Bolaang Mongondow raya sudah
terlebih dahulu dilakukan dan yang lain sebelum puasa ramadhan sudah selesai dilakukan.
“Kalau di Daerah kepulauan memang ada perbedaan harga sediki, ini karena biaya transportasi yang tinggi,”ungkap dia.
Kada dia, sambil mendorong program pemerintah, sebagaimana yang digulirkan Gubernur Olly Dondokambey melalui Marijo Bakobong. “Program arahan Pak Gubernur ini sudah direspon kabupaten dan kota, dengan tagline masing-masing sesuai dengan kearifan lokal, untuk melakukan gerakan menanam yang telah berjalan baik,”ungkapnya.
Untuk mengendalikan inflasi, BI Sulut, kata Andry telah menyumbang 350 bibit bawang, rica (cabai-red) dan tomat (barito) yang disebar di kabupaten dan kota.
“Kami juga membantu pupuk yang dapat digunakan cukup untuk tiga bulan. Bahkan BI juga memberikan pendampingan, dengan harapan gaungnya dapat dirasakan masyarakat,” ungkapnya.
Adanya gejolak harga bahan pangan, yakni beras yang terjadi belakangan ini, Andry menyebut bahwa sesuai fakta yang ada, Sulut tidak mengalami kekurangan stok. Karena di pasar sejatinya tersedia dalam jumlah cukup. “Agar harga tidak tinggi, BI mendorong untuk melakukan sidak pasar yang bekerja sama dengan Bulog secara intensif. Sebagaimana yang telah dilakukan di Kotamobagu. Kami turun bersama-sama dengan Pemprov Sulut yang dihadiri wakil gubernur. Bulog juga buka stand sehingga terintegrasi. Strategi ini, harapannya dapat direplikasilan di seluruh kabupaten dan kota,” tukasnya.
Ditambahkannya, untuk mempertajam strategi, Andry kembali menyampaikan bahwa semua permasalahan tidak hanya terletak pada ketersediaan stok dan permintaan. Tetapi juga berkaitan dengan psikologis dari penjual dan pembeli, yang juga harus dijaga.
“Waktu di Kotamobagu kita bersinergi dengan pemuka agama, dengan harapan dapat membantu program TPID. Bukan dalam bentuk sosialisasi, tetapi bagaimana menjaga umat agar tidak panic buying, melainkan tetap keep cool. Bahkan bisa disampaikan dari mimbar agar pedagang tidak ambil untung banyak-banyak,” pungkasnya. (Kifli)